Senin, 28 Mei 2012

Contoh kedisiplinan dalam berorganisasi



1. Melakukan pekerjan sesuai dengan SOP
      Dalam melakukan pekerjaannya, karyawan wajib dan harus mengikuti sop agar tidak terjadi mekanisme kerja yang salah. dan memungkinkan tidak terjadinya kesalahan dalam pekerjaan dan karayawan harus dapat memahami sop yang berlaku diperusahaan tersebut.

2. Hadir tepat waktu dalam rapat
      Dalam membahas waktu. waktu merupakan penerapan displin yang sulit dilakukan. Akan tetapi apabila dilakukan dengan suatu kebiasaan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya maka dalam berorganisasi karyawan tidak akan kesulitan mendisplinkan waktu. sifat displin dapat dilakukan dengan atas kesadaran diri sendiri. apabila bisa memanfaatkan waktu maka menerapkan kedisplinan akan mudah dilakukan.
     

 MENEGUR UNTUK MENDISIPLINKAN KARYAWAN



Ditegur itu tak mengenakkan. Namun, menegur pun tak kalah sulitnya. Apalagi bila yang ditegur adalah karyawan lama yang semestinya tahu peraturan perusahaan. Menegur karyawan baru lebih mudah karena biasanya tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Justru mereka merasa lebih lega bisa mengetahui apa yang tidak seharusnya dikerjakan. Menegur adalah proses pendisiplinan yang harus dilalui untuk menjaga keteraturan kerja. Berikut.


1--Jangan menegur tanpa persiapan.

Anda harus memiliki alasan dan informasi yang akurat. Tanpa itu, anda akan dianggap berlaku semena-mena. Segera setelah anda mendapatkannya, tentukan waktu dan tempat untuk membahas masalah ini. Namun jangan mencari-cari kesalahanorang lain hanya karena anda merasa ingin menegur.

2--Tegur segera setelah terjadinya pelanggaran.

"Tempalah besi selagi panas". Jangan habiskan waktu untuk mencari semua bukti. Ini bukan sidang pengadilan yang mengancam pesakitan masuk penjara.
Asal anda memiliki alasan dan informasi yang akurat, ditambah keyakinan diri, maka sudah cukup untuk menegur. Tugas anda adalah meluruskan perilaku.

3--Lakukan secara pribadi.

Jangan wakilkan pada orang lain. Berbicaralah empat mata. Dari pribadi ke pribadi, namun jangan masukkan ke dalam hati. Pilihlah tempat yang melindungi privacy. Bersikaplah profesional. Jangan buat ia merasa dipermalukan di depan orang lain.

4--Berikan teguran dalam keadaan tenang.

Tenangkan diri anda. Jangan menegur dalam keadaan penuh emosi. Kemarahan malah bisa memperburuk keadaan. Orang akan lebih mempercayai anda bila mereka merasa anda sedang berusaha menolong.

5--Fokuskan pada persoalan.

Bahas perilakunya, bukan orangnya. Sebagai contoh, jangan katakan, "Kamu terlambat lagi. Kamu malas." Namun katakan, "Keterlambatan anda sungguh tak bisa diterima." Selain itu, jangan campur adukkan dengan hal-hal lain yang tak anda sukai dari orang itu. Fokuskan pada kesalahannya saat itu. Tak perlu mengungkit-ungkit yang sudah lampau. Ini bisa memberi kesan anda seorang pendendam.

6--Berilah kesempatan pada mereka untuk mengutarakan persoalannya.

Galilah inti permasalahannya. Dengarkan baik-baik agar anda bisa mencari pemecahan bagi dirinya. Sekali lagi, tunjukkan sikap untuk menolong mereka, bukan menghukum mereka.

7--Sampaikan apa yang anda inginkan dan nasehat.

Orang perlu jalan keluar. Jangan cuma menegur, berikan nasehat dan upaya perbaikan. Beritahu apa yang anda inginkan. Jangan biarkan mereka melakukan kesalahan lagi hanya karena mereka tak tahu apa keinginan anda.

8--Buatlah komitmen perbaikan bersama

Tunjukkan kepercayaan, bahwa anda dan dia bisa memperbaiki keadaan lebih baik. Tentukan batas waktu. Akhiri prosedur pemberian teguran ini dengan salin pengertian dan tak menimbulkan konflik berkepanjangan. Segera lupakan bagian-bagian "keras" yang mungkin terjadi selama pembicaraan. Lebih lanjut, carilah kesempatan agar anda bisa melihat perbaikan yang dilakukan.

9--Tegakkan peraturan dengan bersikap konsisten, tegas dan adil

Teguran akan berdampak lama bila anda bersikap adil dan tegas pada seluruh karyawan. Bila anda hanya menegur orang-orang tertentu, sedangkan orang lain yang juga melakukan kesalahan mendapat teguran, maka anda akan dicap tidak adil dan pilih kasih