Senin, 09 April 2012

Coba anda buat kasus proses tahapan dalam perencanaan Bidang Restoran


 Bagaimana Perencanaan Berjalan Efektif

  1.   Pelejari semaksimal mungkin tentang
-        Kemampuan karyawan
-        Pengabdian / loyalitas karyawan
-        Optimis karyawan terhadap rencana itu
-        Status sosial karyawan dalam masyarakat atau lingkungan

b.              b.   Menetukan dasar utama perencanaan pekerjaan

-        Merinci detail  pekerjaan itu
-        Menyusun secara sistimatik dan jadwal yang tepat
-        Mentukan jumlah para pekerja dan kualifikasi atas pekerjaan
-        Memprediksi bahan-bahan sebagai persediaan
-        Menyiapkan peralatan pendukung operasional sesuai rencana
-        Menyediakan pengawasan atas rencana

Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor penyebab dalam perencanaan


Kuliah On Line Mata Kuliah : Teknik Supervisi

Pengertian

Bagaimana supervisor menjelaskan apa yang ingin dicapai (proyek) dengan usaha-usaha yang dilakukan dan tekad melaksanakan proyek tersebut dalam batas kualitas, biaya dan waktu 

Proses Perencanaan

a.    Langkah 1  :  Menentukan Sasaran Menetapkan sasaran proyek, manager   harus mengetahui “apa” yang akan  diinginkan oleh para konsumen
b.    Langkah 2 :   Menentukan spesifikasi Kualitas Penetapan spesifikasi kualitas menjamin  bahwa hasil proyek akan bekerja secara   efektif dan sesuai dengan yang    dikendalikan. Spesifikasi kuliatas  ditentukan oleh konsumen
-     Apa yang dituntut untuk dilakukan dari hasil   proyek
-     Apa yang menjadi standar kinerja hasil proyek tersebut
-     Bagaimana hasil proyek itu akan diuji dan diukur
-     Bagaimana tipe dari kualitas materi yang  dituntut
c.     Langkah 3 : Menentukan dimensi waktu. Penentuan dimensi waktu adalah                       menentukan “waktu” yang secepat  mungkin untuk menyelesaikan proyek dan    mencatat dalam jadwal proyek sehingga efektif dan efisien
d.    Langkah  4  : Menentukan   dimensi biaya. Menetapkan anggaran dengan cermat untuk menjamin :  tidak terlalu tinggi dan terlalu rendah sehingga proyek tidak berjalan   dengan baik
e.     Langkah 5 : Realisasikan rencana menjadi tindakan nyata
f.     Langkah 6 : Monitoring pelaksanaan kegiatan itu  dengan perencanaan semula 

Manfaat Perencanaan

a.   Dapat menangani beberapa kegiatan sekaligus memberi perhatian yang tepat pada masing-masing  kegiatan
b.   Menjamin kegiatan yang teratur
c.   Melindungi kegiatan dari tindakan yang tidak terkoordinasi
d.   Menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan

 Kenapa perencanaan itu gagal

a.      Tidak konsisten dalam Perencanaan
b.      Terlalu ketat dalam waktu merancang perencanaan
c.      Gagal dalam memeriksa faktor-faktor :
-  Produktivitas bawahan
-  Peralatan yang tidak mendukung
-  Kurang tanggap terhadap lingkungan kerja
 d.      Komunikasi yang salah :
Artinya penyelia memberikan instruksi yang tidak tepat

Bagaimana Perencanaan Berjalan Efektif
A.         Pelejari semaksimal mungkin tentang
-        Kemampuan karyawan
-        Pengabdian / loyalitas karyawan
-        Optimis karyawan terhadap rencana itu
-        Status sosial karyawan dalam masyarakat atau lingkungan

B.        Menetukan dasar utama perencanaan pekerjaan

-        Merinci detail  pekerjaan itu
-        Menyusun secara sistimatik dan jadwal yang tepat
-        Mentukan jumlah para pekerja dan kualifikasi atas pekerjaan
-        Memprediksi bahan-bahan sebagai persediaan
-        Menyiapkan peralatan pendukung operasional sesuai rencana
-        Menyediakan pengawasan atas rencana

C.        Membuat batas penyimpangan dan revisi

Perencaan meruapan proses dalam manajemen. sebutkan dan jelaskan ruang ringkup dalam perencanaan

[Stephen Robbins]] dan [[Mary Coulter]] mengemukakan banyak tujuan perencanaan. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.

Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.

Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam [[perusahaan]].

Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam [[fungsi manajemen|fungsi]] selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau ''evaluating'' adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.

Selain keempat hal tersebut, sebagian besar studi<ref>Misalnya studi yang dilakukan oleh F. Delmar dan S. Shane, "Does Business Planning Facilitate the Development of New Ventures" ''Strategic Management Journal'', December 2003, pp. 1165—1185.</ref> menunjukan adanya hubungan antara perencanaan dengan kinerja perusahaan.

Kenapa seorang Supervisor harus membuat perencanaan dalam melakukan aktivitas perusahaan

Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh organisasi.<ref>R. Molz. "How Leaders Use Goals." ''Long Range Planning''. Oktober 1987. p. 81.</ref> Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.
Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang dinyatakan (''stated goals'') dan sasaran riil. Stated goals adalah sasaran yang dinyatakan organisasi kepada masyarakat luas. Sasaran seperti ini dapat dilihat di piagam perusahaan, laporan tahunan, pengumuman humas, atau pernyataan publik yang dibuat oleh manajemen. Seringkali ''stated goals'' ini bertentangan dengan kenyataan yang ada dan dibuat hanya untuk memenuhi tuntutan ''stakeholder'' perusahaan. Sedangkan sasaran riil adalah sasaran yang benar-benar dinginkan oleh perusahaan. Sasaran riil hanya dapat diketahui dari tindakan-tindakan organisasi beserta anggotanya.

Ada dua pendekatan utama yang dapat digunakan organisasi untuk mencapai sasarannya. Pendekatan pertama disebut pendekatan tradisional. Pada pendekatan ini, manajer puncak memberikan sasaran-sasaran umum, yang kemudian diturunkan oleh bawahannya menjadi sub-tujuan (''subgoals'') yang lebih terperinci. Bawahannya itu kemudian menurunkannya lagi kepada anak buahnya, dan terus hingga mencapai tingkat paling bawah. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa manajer puncak adalah orang yang tahu segalanya karena mereka telah melihat gambaran besar perusahaan. Kesulitan utama terjadi pada proses penerjemahan sasaran atasan oleh bawahan. Seringkali, atasan memberikan sasaran yang cakupannya terlalu luas seperti "tingkatkan kinerja," "naikkan profit," atau "kembangkan perusahaan," sehingga bawahan kesulitan menerjemahkan sasaran ini dan akhirnya salah mengintepretasi maksud sasaran itu (lihat gambar).

Pendekatan kedua disebut dengan ''management by objective'' atau [[MBO]]. Pada pendekatan ini, sasaran dan tujuan organisasi tidak ditentukan oleh manajer puncak saja, tetapi juga oleh karyawan. Manajer dan karyawan bersama-sama membuat sasaran-sasaran yang ingin mereka capai. Dengan begini, karyawan akan merasa dihargai sehingga produktivitas mereka akan meningkat. Namun ada beberapa kelemahan dalam pendekatan MBO. Pertama, negosiasi dan pembuatan keputusan dalam pendekatan MBO membutuhkan banyak waktu, sehingga kurang cocok bila diterapkan pada lingkungan bisnis yang sangat dinamis. Kedua, adanya kecenderungan karyawan untuk bekerja memenuhi sasarannya tanpa memedulikan rekan sekerjanya, sehingga kerjasama tim berkurang. Ada juga yang bilang MBO hanyalan sekedar formalitas belaka, pada akhirnya yang menentukan sasaran hanyalah manajemen puncak sendiri.

=== Rencana ===
Rencana atau ''plan'' adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwa, dan tindakan-tindakan penting lainnya.
Rencana dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaannya. Berdasarkan cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi rencana strategis dan rencana operasional. Rencana strategis adalah rencana umum yang berlaku di seluruh lapisan organisasi sedangkan rencana operasional adalah rencana yang mengatur kegiatan sehari-hari anggota organisasi.

Berdasarkan jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang umumnya didefinisikan sebagai rencana dengan jangka waktu tiga tahun, rencana jangka pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu tahun. Sementara rencana yang berada di antara keduanya dikatakan memiliki ''intermediate time frame''.

Menurut kekhususannya, rencana dibagi menjadi rencana direksional dan rencana spesifik. Rencana direksional adalah rencana yang hanya memberikan ''guidelines'' secara umum, tidak mendetail. Misalnya seorang manajer menyuruh karyawannya untuk "meningkatkan profit 15%." Manajer tidak memberi tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai 15% itu. Rencana seperti ini sangat fleksibel, namun tingkat ambiguitasnya tinggi. Sedangkan rencana spesifik adalah rencana yang secara detail menentukan cara-cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Selain menyuruh karyawan untuk "meningkatkan profit 15%," ia juga memberikan perintah mendetail, misalnya dengan memperluas pasar, mengurangi biaya, dan lain-lain.
 
Terakhir, rencana dibagi berdasarkan frekuensi penggunannya, yaitu ''single use'' atau ''standing''. Single-use plans adalah rencana yang didesain untuk dilaksanakan satu kali saja. Contohnya adalah "membangun 6 buah pabrik di [[China]] atau "mencapai penjualan 1.000.000 unit pada tahun 2006." Sedangkan ''standing plans'' adalah rencana yang berjalan selama perusahaan tersebut berdiri, yang termasuk di dalamnya adalah prosedur, peraturan, kebijakan, dan lain-lain.